Menjemput Inspirasi
Hai!
Jadi setelah sekian lama tidak menulis hal yang biasa, akhirnya sekarang bisa juga menulis ini. Tulisan ini akan mengungkapkan apa-apa yang saya lalui selama 4 minggu di semester 7, rencana-rencana di semester 7 yang mulai menunjukan perubahannya, juga inspirasi yang saya dapatkan selama 4 minggu. Oh ya, tulisan ini belum akan menulis mengenai sahabat terdekat saya yang telah berpulang, Desica Suryani. Soon, jika hati ini sudah siap, akan ada tulisan tentang Desica kok :')
Well, lets start
***
RENCANA YANG SEMOGA TAK HANYA MENJADI RENCANA
Jadi setelah melalui berbagai macam hal di minggu ini, ternyata plan saya di semester ini harus berubah lagi.
Memang, ini bukan hanya tentang plan studi dikarenakan perubahan kurikulum dan segala macam sertifikat peminatan Teknologi Energi Nuklir. Bukan hanya tentang itu...
Hal ini dimulai dengan rencana fokus belajar di semester 7
Rencana awal adalah review materi-materi yang sudah terlalui seperti mata kuliah semester 1-6 which is very fundamental sebelum masuk ke ranah selanjutnya (baca: Tugas Akhir). Akhirnya setelah waktu berjalan memasuki ke minggu 4 ini, faktanya diri ini masih belum mampu menyisihkan waktu untuk sekedar mereview materi-materi yang telah terlalui itu. Faktanya, waktu belajar dan sengangku malah dihabiskan untuk membaca artikel-artikel tentang keadaan geopolitik Indonesia khususnya di daerah ASEAN. Memang, istilah geopolitik ini sudah ku kenal semenjak masuk asrama, namun memang belum tertarik untuk membacanya secara mendalam.
Ternyata memang tidak mudah untuk hidup di negara Indonesia. Pabrik-pabrik robot bertebaran di hamparan nusantara untuk memastikan bumi pertiwi untuk tetap eksis dan melangkah menjadi negara maju. Namun... Apakah memang ini yang dibutuhkan? Sebuah negara dengan kemampuan memproduksi robot dengan skala besar?
Rencananya juga, di semester 7 ini memang sudah menuliskan topik TA yang akan diambil dan mengurus DTA (baca: belum tau kepanjangannya apa, tapi kaya dosen pembimbing gitu). Jujur memang saya berniat untuk melanjutkan penelitian kakak kelas Teknik Nuklir 2012 sebelumnya mengenai Optimasi Loading Pattern reaktor nuklir dengan metode Quantum Evolutionary Algorithm.
Dalam penelitiannya, mas Rizki menyarankan agar penelitian selanjutnya melibatkan aspek termohidrolik dan aspek ekonominya. Saya tertarik.... Namun ternyata.... Hal berkata lain. Beliau (baca: DTA Mas Rizki), merekomendasikan agar penelitian dilanjutkan dengan melibatkan aspek ekonomi which means belum memperhitungkan aspek termohidrolik. Memang bukan hal yang mudah, dilain sisi kita harus belajar programming mengigat bahwa optimasi ini dilakukan dengan bantuan software buatan sendiri namun juga harus mempelajari software termohidrolik itu sendiri yang hingga kini belum pernah dikenal di kelas.
Secara singkat, setelah program optimasi neutronik selesai maka output Loading Pattern itu harus di couple ke software termohidrolik dimana akan dilakukan perhitungan. Setelah selesai hasil perhitungan harus di couple kembali ke program optimasi. Loop ini berjalan terus hingga kriteria aman dan teroptimasi terpenuhi, baru masuk ke aspek perhitungan ekonomi untuk menentukan Loading Pattern mana yang aman juga ekonomis. Hingga kini, saya masih bingung apakah benar-benar mengambil tema tersebut mengingat termohidrolik bagi saya merupakan salah satu aspek yang menarik untuk dibahas meskipun ga paham-paham banget.
Secara singkat, setelah program optimasi neutronik selesai maka output Loading Pattern itu harus di couple ke software termohidrolik dimana akan dilakukan perhitungan. Setelah selesai hasil perhitungan harus di couple kembali ke program optimasi. Loop ini berjalan terus hingga kriteria aman dan teroptimasi terpenuhi, baru masuk ke aspek perhitungan ekonomi untuk menentukan Loading Pattern mana yang aman juga ekonomis. Hingga kini, saya masih bingung apakah benar-benar mengambil tema tersebut mengingat termohidrolik bagi saya merupakan salah satu aspek yang menarik untuk dibahas meskipun ga paham-paham banget.
Oke, enough with this academic talks,
Selanjutnya juga, di semester 7 ini rencananya mau memperbaiki CV.
Mungkin ada yang berpendapat,
Hah? Memperbaiki CV?
Buat apa memperbaiki CV? CV mu udah bagus kok.
Well, sebenarnya yang perlu ditekankan adalah CV saya belum bagus. Jika terlihat seperti orang yang sering bolak-balik di kepanitiaan, bukan berarti CV nya bagus kok. Juga faktanya tak semua kepanitiaan ditulis di CV. Entah, terkadang ketika saya merasa bahwa kinerja di kepanitiaan tertentu tidak maksimal, maka biasanya saya tak akan menuliskan kepanitiaan tersebut di CV saya. Dilain sisi, kepanitiaan-kepanitiaan atau berbagai macam capaian yang telah saya lakukan tentu berbeda dengan klaster saya yakni akademisi atau profesi. Sejauh ini, capaian-capaian yang saya miliki masih belum ada yang menuju klaster tersebut.
Boleh dikatakan bahwa ternyata saya minim prestasi... Sedih ya? :(
Oh ya, rencana awalnya adalah bagaimana menutupi kekurangan CV saya di bagian akademik. Tentu selain IPK dan hal-hal seperti asisten lab maupun asisten dosen, kita harus mampu mengisi CV kita dengan capaian-capaian akademik lainnya bukan? atau bahkan pengalama kerja lainnya. Memang memasuki minggu ke 4 ini saya sudah berusaha untuk ikut sana-sini, but so far, i haven't achieve anything.
Masuk ke rencana lainnya di semester 7 adalah mengenai networking.
Oh iya, kalau ini Insyaa Allah akan tetap berjalan sesuai rencana mengingat pemilihan tempat Kerja Praktik, sebagai salah satu kredit wajib untuk lulus, saya memilih BATAN khususnya pusat studi PTKRN.
Belajar Agama. Memperbaiki diri. Menambah referensi.
Ini adalah hal lain yang menjadi fokus utama di semester 7 yang juga selalu menjadi fokus utama tiap semester. Berjalannya waktu, pasca menjadi alumni dari asrama, banyak amal-amalan yang sempat berhenti. Perubahan lingkungan, tempat sholat, agenda harian, juga kesibukan harus disesuaikan sehingga tidak berbenturan dengan amalan-amalan yang seharusnya tak boleh dihentikan.
***
MENJEMPUT INSPIRASI
Terus kenapa judul post ini adalah Menjemput Inspirasi?
Yap, setelah saya menjalani hidup di 4 minggu semester ini, saya menyadari beberapa hal.
Pertama, dikala fajar masih berusaha menampakan dirinya saat waktu subuh menjelang. Ternyata pemandangan langit-langit dekat kosan selalu memanjakan mata dikala perjalanan untuk shalat di Masjid Al-Ashri. Pernah disuatu saat, ketika saya tidur dini hari sekitar jam 4 kurang, saya bangun kesiangan hingga telat berangkat lebih awal ke Masjid. Untungnya terbangunkan oleh Iqomah, alhasil saya keluar kamar dengan terburu-buru. Ketika keluar dan berniat lari, ternyata sekali lagi, langit-langit mampu memanjakan mata saya akan keindahan yang ia miliki. Saya sadar, bahwa seharusnya kita bersyukur atas apa-apa yang telah kita lalui.
Saat terlambat itu. ada seorang bapak-bapak dengan motornya menuju Masjid berpas-pasan dengan saya. Terjadilah percakapan sebagai berikut,
"Mas mau ke Masjid kan? Ayo naik motor bareng saya aja" dengan ramah bapak itu berhenti di samping saya.
"Wah ndak apa-apa pak, Saya jalan saja" Memang saya memiliki kebiasaan semenjak pindah dari asrama untuk menikmati pemandangan langit dikala menjelang subuh sambil berjalan menuju Masjid
Beliau pun akhirnya melanjutkan perjalanannya dengan motor, setelah menempuh jarak hanya sekitar 1 meter beliaupun kembali berhenti.
"Mas ayo udah naik aja, saya ga mau saya jadi dapet dosa dan masuk neraka karena hanya ga numpangin mas sehingga shalat nya telat" Beliau berkata dengan muka serius.
".... oke pak" saya menjawab dengan keadaan hati terenyuh.
Ternyata di luar sana, meski tak sedikit orang berniat buruk, orang baik masih bertebaran di bumi pertiwi ini :')
Kedua, pernah dikala mengerjakan desain buat launching BPH KOMMUN di KPFT, saya mendapati kabar bahwa nenek Afkar membutuhkan donor darah O dengan Rhesus +. Oke awalnya saya tak tau Rhesus saya positif atau tidak, tapi saya langsung berangkat dan meninggalkan urusan saya. Dikala sampai sana, saya langsung ditanya apakah pernah melakukan donor darah Aferesis.
Tentu saya bingung, saya baru tau ternyata ada donor darah Aferesis. Setelah di cek, ternyata saya tidak memenuhi prasyarat sebagai pendonor. Akhirnya dikala calon pendonor lainnya di tes, saya bercengkrama dengan Ibu Afkar. Disana, Beliau mengingatkan,
"Ingat ya mas Arief, habiskan waktu muda kamu untuk hal-hal yang bermanfaat. Karena kelak ketika usia semakin bertambah, usiamu akan membatasi dirimu."
Saya sadar, kemana selama ini saya menghabiskan waktu?
Kuliah?
Tugas?
Organisasi?
Organisasi?
Main?
Saya hanya bisa menundukan kepala sambil mendengar wejangan Beliau, tak berani menatap langsung karena begitu kena-nya wejangan beliau terhadap saya.
Dari kedua hal dan banyak hal lainna yang saya dapati selama 4 minggu di semester 7 ini saya menyadari bahwa inspirasi bisa berada di mana saja.
"Jalani Hidup" sumber dari www.capslock.net |
Bagaimana hijrahmu?
Sudah sejauh apa dirimu melangkah?
Sudah sejauh apa kamu membuka dirimu?
Sadarlah,
Dunia ini tak sejahat yang kau pikirkan
Juga ia tak sebaik yang kau mau
Karena bagaimanapun juga,
Inspirasi bisa kau dapatkan dimana saja.
Maka sampai kapan kamu menunda untuk mengejarnya?
Kejarlah,
Kejarlah,
Kejarlah!
KPFT dekat Teknik Mart,
Arief dengan segala macam to do list yang mulai bertambah.
0 comments