Apalah Arti Cinta~
Setelah sekian lama akhirnya menyempatkan diri untuk menulis sebuah tulisan.
Tulisan ini didedikasikan untuk orang-orang diluar sana yang terus memotivasi diri orang lain termasuk saya untuk terus menulis.
Because one said,
"One's knowledge is known by his writings"
I dont want to be one with no knowledge,
Terinspirasi juga oleh beberapa orang yang memiliki keyakinan mengenai blognya
"Writes like no one reads"
Kembali ke sesuai judulnya,
Cinta yang sering diucapkan remaja-remaja kini,
menurut kalian, Apalah arti Cinta? Apa sebenarnya cinta bagimu?
***
Cinta seorang Arief saat TK
Ketika dulu saya masih TK, kebetulan ditempatkan di salah satu TK yang sangat dekat dengan rumah. Dengan jalan kaki hanya sekitar 10 menit, kamu akan sampai pada salah satu TK kecil yang hanya terdiri kurang lebih 30 anak-anak dengan 2 kelas, "o kecil" (re: nol kecil) dan "O besar" (re: nol besar).
TK tersebut memiliki gedung berbentuk huruf L, Lapangan kosong tersebut menjadi semacam tempat kami untuk berbaris juga untuk bermain. Kurang lebih hanya ada 4-5 wahana bermain untuk mengakomodasi 30 anak tiap waktu istirahat. Kebayang kan betapa srobotannya kami ketika waktu bel istirahat berbunyi :)
Oh iya, kami memulai kegiatan belajar mengajar jam 7 pagi untuk kemudian baris di lapangan tepat di depan tiang bendera untuk dipanggil satu persatu, di cek kuku nya panjang atau tidak untuk kemudian masuk ke kelas. Kalau kuku panjang, biasanya di marahin kadang dipukul pake penggaris kemudian akan diguntingin deh sama gurunya.
Ketika itu, TV masih lah belum nge hits seperti sekarang. Di rumah memang terdapat TV, dengan berbagai macam acara yang selalu menarik untuk di tonton apalagi hari minggu dengan deretan list must-watch-list. Meskipun masuk sebagai barang baru, beberapa kali ku dengar istilah cinta. Apa itu cinta? Layaknya anak kecil lainnya, ketika bertanya kepada teman ada yang menjawab bahwa cinta adalah ketika kamu berbicara dengan perempuan berduaan saja. Ada juga teman yang mendefinisikan bahwa cinta adalah ketika seseorang memberikan perhatian lebih pada kita.
Wah, dengan definisi yang diberikan oleh teman saya itu, berarti guru saya cinta banget sama saya dong? Sejak saat itu saya mendefinisikan selain bapak dan ibu, saya cinta guru saya.
Loh kakak mu bagaimana? Tidak! Ia menyebalkan! Ia selalu merebut jadwal nonton kartunku! (if you know what i mean)
Tentu itu yang terpikirkan seorang anak TK bukan? :)
Cinta seorang Arief saat SD
Masuk SD, rutinitas umumnya tak berjauh beda. Hanya saat istirahat, kini kami tidak main ayunan namun main benteng-bentengan dan semacamnya. Jika lelah atau bosan, seorang Arief memilih pulang untuk makan. Loh ga jajan? Ibu selalu menekankan jangan beli jajan-jajanan di SD yang asal-asalan, mending pulang ke rumah makanannya pasti bersih. Terkadang seorang Arief membuat gula-gulaannya (gula-gulaan: itu loh yg terbuat dari gula merah dan dililit lilit) sendiri di rumah dikala istirahat meskipun ini selalu dilarang Ibu karena berbahaya menggunakan kompor.
Rutinitas SD seorang Arief tak pernah terlepas dari yang namanya ngejar layangan. Tak terhitung berapa banyak layangan yang tiap sore ku kejar. Sebuah hobby yang mengasyikkan yakni mengejar layangan yang pegat daripada menerbangkan layangan atau mengadunya. Biasanya seorang Arief akan pulang menjelang maghrib dengan debu dan kotoran lainnya di celana maupun baju hasil mengejar layangan, tentu dengan senyum penuh-kemenanganan-ala-anak-SD-banget.
Cinta? Entah, waktu SD saya habiskan dengan bermain. Oh iya, saat itu lagi ngetren ngetrennya HP. Dan saya masih belum memilikinya tentunya, lain dengan beberapa temanku yang sudah menghabiskan malamnya dengan teks teks sms nya anak kecil. Sempat dengar berita juga kalau salah satu temanku pacaran dengan anak SMP maupun dengan teman sekelasnya. Pacaran? Sebuah definisi baru lagi.
Tak apalah, bagi seorang Arief saat itu, main adalah segalanya.
Definisi cinta?
Ada seorang perempuan yang terus peringkat pertama di kelas, keren juga ya jadi orang pinter. Seorang Arief terus memikirkan bagaimana si perempuan itu terus peringkat 1?
Apakah ini cinta? Arief bertanya pada dirinya sendiri
Sebuah Catatan di SMP: Cinta itu tak harus memiliki
Setelah diskusi yang cukup panjang, Alhamdulillah saya dibelikan HP, sebuah HP CDMA dengan operator fr*n. Hal ini mengingat mobilitas saya saat itu. Mobilitas disini dimaksudkan saya harus naik kendaraan umum tiap harinya, dari sekolah hingga les dan pulang hampir tiap hari ketika fajar telah tenggelam.
Syaratnya memang tak mudah yakni harus best student di L*A (sebuah lembaga bahasa) hingga mendapatkan beasiswa. Beasiswa tersebut yang akan ditukar dengan biaya pembelian HP. Sebuah cara yang diyakini oleh bapa dan ibu yang akan memicu kami untuk terus berprestasi.
Masa SMP ku habiskan untuk belajar dan main sebuah game beranama Rising Force. Sebuah game yang kumainkan murni untuk memuaskan fantasi diri akan sebuah kemajuan zaman dan teknologi, yang belum main game ini harus cek trailer nya :)
Dengan rutinitas yang cukup padat tiap harinya, Alhamdulillah aku dapat mengejar ketertinggalan teman-temanku. Beberapa guru mulai mengenal seorang Arief sebagai orang yang pemalas namun selalu bisa ketika di suruh maju kedepan. Yap kelas 7 SMP dihabiskan untuk rutinitas sekolah-les-main game (main game itu sangat jarang sekali, terkadang 2 minggu sekali).
Masuk ke kelas 8, terjadi banyak perubahan. Terkenal sebuah media sosial bernama friend*ter, sebuah media dimana kita bisa memberikan komen di page masing-masing. Sang Arief mencoba membuat page nya, namun Ia menyadari bahwa tak juga sepenuhnya seseru main games RF. Ketika hendak log out, terlihat sebuah nama yang menarik, jarang ku dengar.
Di klik lah nama tersebut, tadaaa! Sebuah nama adik kelas meskipun ku tak pernah melihatnya. Penasaran, terus nge kepo in tiap harinya dan nanya ke temen-temen. Alasan spesifik? tidak ada, cuma kagum aja karena yang bersangkutan jago kesenian seperti alat musik maupun tari. Hampir tiap hari dihabiskan untuk kekaguman itu. Apakah ini cinta?
Berbagai pihak yang menyadari atas penurunan capaian akademik ku pun mulai menegur, terutama guru Matematika named Mrs. Nur. Seorang guru yang sangat saya hormati hingga kini,
beliau mengatakan,
"hmm, pantas sekarang nilainya turun. Lagi suka sama perempuan ya?! Mau sampai kapan?"
Ah nasihat yang tak perlu didengar bagi Arief saat itu.
Setelah perjalanan panjang semakin banyak orang yang membully si Arief dan dibilang suka dengan perempuan tersebut. Apakah iya? Saat itu, pertama kalinya seorang Arief mendefinisikan diri, jangan jangan, Aku memang cinta dia!
Nilai terus menerus turun, berbagai kebijakan diambil oleh guru seperti mengeluarkan seorang Arief dari list bimbingan olimpiade dan lain hal. Mendengar kabar yang tidak baik dari Mrs. Nur, keluarlah ultimatum dari bapak.
Ultimatum 1: untuk Arief tersayang,
1. Tidak boleh pacaran
2. Tidak boleh merokok
Poin tersebut menghujam hati layaknya menampar seorang siswa SMP kelas 8. Arief tersadar bahwa banyak waktu yang telah ia lalaikan begitupun bimbingan-bimbingan yang telah ia lewatkan di kala persiapan olimpiade bagi peminat mata pelajaran tersebut. Arief mulai membuang perasaan itu, mulailah kembali mengejar ketertinggalan lagi.
Selamat tinggal masa lenye-lenye! Alhamdulillah lulus dengan baik-baik saja.
Mungkin Cinta SMP bagi seorang Arief adalah ketika kehadiran seorang perempuan yang tak sengaja di friend*ter hadir menggantikan games.
Masa SMA: Renaissance (or the Dark) Age of Arief
Katanya sih masa SMA adalah masa pencarian jati diri, well ga salah juga.
Ditolak oleh MAN itu, seorang Arief mau ga mau harus terus melangkah. Bisa dibilang saat itu adalah pertama kalinya Arief merasakan penolakan dan nangis se kencang-kencangnya. Wajar, MAN tersebut memang sangat terkenal dan baik tak hanya input SDM nya namun output SDM nya pun sangat luar biasa. Juga, dari SMP ku yang di klaim sebagai SMP terbaik di kota Serang, tak pernah sekalipun ada alumni yang masuk sana.
Dalam keadaan masih menangis di pagi hari, kemudian diingatkan bahwa masih harus psikotes di SMA yang katanya di klaim sekolah terbaik di Serang. Maka mau tak mau seorang Arief mengerjakan psikotes dalam tangisnya. Dan teringat juga bahwa ternyata hasilnya tidak maksimal, kalau tidak salah mendapat IQ 129 dari batas 130 untuk kelas akselerasi. Ah setidaknya diterima bukan?
Lain dari teman-teman lainnya yang menghabiskan waktu bermainnya di OSIS, ekskul maupun pacaran, seorang Arief menghabiskan waktunya di Paskibra. Sebuah eskul yang merupakan saran terkuat dari seorang Ibu dan Kakak (yang kebetulan kakak adalah Paskibraka Prov. Banten). Berjalanlah kehidupan yang sangat panjang.
Paskibra memang mengajarkan banyak hal, dari Arief yang sangat kutu buku kemudian bisa cengenges-cengengesan yang hingga kini masih seperti itu. Di satu sisi, manajemen waktu yang sangat-sangat baik layaknya semua hal dapat disimulasikan dengan baik.
Melalui berbagai macam liku hidup, Alhamdulillah menjadi Paskibraka. Oh iya, disinilah saya 'mulai kenal' perempuan. Ya bisa dibilang deket dan lain hal, ada yang bilang pacaran, ada yang bilang deket, ada yang bilang kakak-adek an, dan lain hal.
Siapa peduli? Im on my own peak performance kata Arief dalam ego nya.
Waktu terus berlalu hingga menjelang tahun ke-3. Ternyata, many things that i have missed. Kedekatan dengan teman sekelas, juga pelajaran. Jika dianggap sebagai sebuah grafik, maka munngkin seperti ini grafik capaian nilai Arief. Maka tak dapat dipungkiri, SMA adalah Dark Age dimana seorang Arief akhirnya mencoba untuk berinteraksi dengan perempuan juga masa Renaissance karena akhirnya mampu bangkit lebih baik lagi.
IIIII
(anggaplah sebuah grafik, nanti dibenerin kok)
Dengan usaha dan waktu yang tersisa, Alhamdulillah mengantarkan Arief diundang ke UGM Teknik Nuklir. Jalur yang bagi sebagian orang katanya gak jantan. Memang sih kurang greget, makanya sempat ikut tes mandiri di berbagai univ setelahnya, ah ternyata meskipun lolos semua itu kosong.
Kebahagiaan tertinggi ternyata bukanlah ketika apa yang kita inginkan tercapai, namun proses perjuangan untuk menuju capaian tersebut yang merupakan kebahagiaan tersendiri.
Kebahagiaan tertinggi ternyata bukanlah ketika apa yang kita inginkan tercapai, namun proses perjuangan untuk menuju capaian tersebut yang merupakan kebahagiaan tersendiri.
Kembali ke cinta, Cinta bagi seorang Arief di SMA: Cinta lah yang membuatnya menghabiskan waktu sia-sia saat kelas XI SMA yang rela-relain Serang-Cilegon-Cilegon-Cilegon-Tangerang Selatan-Serang atau lainnya (if you know what i mean)
Bukankah tanpa Cinta tak akan ada tanpa kehadiran seorang Rangga? (ini ga nyambung)
Tapi bersyukur juga, apa yang telah dilalui ketika SMA membentuk diri menjadi Arief yang lebih baik lagi di kuliah :)
Masa Kuliah: Ah apalah arti Cinta?
Masa yang sangat dinamis yang telah dilalui saat SMA Alhamdulillah membuat Arief lebih stabil ketika melihat perempuan.
Maksudnya, dulu mungkin layaknya ABG labil,
"Wah dia cantik ya, udah punya pacar kah?" /muka ala ABG di ftv-ftv kini
kini,
"Oh iya kah? Ia aktif di mana?" /poker face
Jika di elaborasikan, Arief kini tak lagi se intens dulu dalam melihat segala sesuatu. Segala hal yang dulu dilakukan kaya komunikasi dan lain hal, sekarang cenderung biasa saja. Ada yang bilang, Arief suka M, F, atau lain halnya. Jika MF adalah MediaFire, ya, mungkin Arief suka /makin ga jelas.
Ketika ospek berjalan, ada kecenderungan temen-temen suka sama perempuan tertentu, katanya sih badai lah, muslimah lah, wife-able-banget lah, atau lain halnya. But i dont know, bagi saya, mereka literally biasa saja and i wasnt tempted to them, begitu juga untuk perempuan lain pada umumnya.
Di asrama kemudian saya memahami, (ini inti dari tulisan ga jelas malam ini)
"Mas kenapa ya aku kok biasa aja kayanya kalo ngeliat perempuan, dulu kayanya kaya ABG labil, kepikiran tiap waktu, galau, muter lagu syahdu-syahdu ga jelas (syahdu itu apa? itu lho gampangnya kaya lagu Geisha-Lumpuhkan Ingatanku), tapi kok sekarang biasa aja ya? Maksudnya oke lah aku kagum, tapi nda suka tuh, biasa aja? Apa ini wajar ya bagi seorang mantan player? (oke ini berlebihan hahahaha)"
/mode serius /ga becanda lagi nulisnya
Ia pun menjawab,
"Wajar kok Rief. Karena pada dasarnya kini, masing-masing dari kita memiliki potensi untuk berkembang jauh dan jauh lebih baik dari sekarang. Kini, yang kamu lakukan adalah terus naik, melangkah untuk kemudian berhenti sejenak. Lalu melangkah lagi. Hal ini terus berulang. Pada tingkatan tertentu, dalam perhentianmu, kamu melihat keadaan sekitar ada beberapa perempuan yang mungkin bagi sekitar menarik, mungkin juga bagi dirimu menarik, but you are not drown to her. Atau bahkan, mungkin, bagimu mereka biasa saja. Atau mungkin kamu merasa, 'they deserve the better version of me'. Alhasil, kamu memilih untuk terus melangkah, melangkah untuk menjadi 'the better version of me'. Kamu pun yakin, bahwa kamu masih bisa terus melangkah untuk naik dan terus naik untuk menemukan orang yang lebih baik darimu. Siklus ini akan terus berulang lagi dan lagi. Lantas, kamu pun mulai merasa cuek dengan mereka. Rasa cuek mu ini akan terus menerus kamu ulang hingga kamu sadar atau diingatkan tuk berhenti dan memilih"
***
Jadi ketika masa kini ada yang bilang pacaran itu asyik!
Ah bagi saya tidak juga karena sebagian besar kalian akan habis waktunya untuk tidak produktif, memuaskan nafsumu juga berantem alay kaya ftv.
Jika dibilang pacaran merupakan salah satu proses pendewasaan,
Mungkin iya namun tak selalu. Karena tiap pilihan yang kita ambil mampu untuk mendewasakan kita. yang saya lihat, jauh lebih banyak hal buruk yang terjadi daripada hal positifnya
Terus gimana dong, ga usah pacaran?
Entahlah, cukup benturkan tiap pilihan hidup kalian terhadap Agama. Jika memang di Agamamu terlampir dengan jelas bahwa pacaran (beneran tertulis pacaran) memang diperbolehkan ya mengapa tidak? Namun di Islam tidak boleh, dan saya menghargai Agama lain jika memang itu diperbolehkan bagi kalian :)
Terus kamu mau Taaruf (semoga kbbi nya bener)?
Entah, yang masih saya lakukan kini adalah mencoba untuk terus melangkah naik hingga Ia menghentikan langkah saya dan mengingatkan untuk memilih
Pasti ada dong yang dikagumi sekarang, siapa sih? Sebutkan dong perempuan itu!
Wah banyak banget orang yang saya kagumi, jika disebutkan sangat banyak
Spesifiknya siapa? Tak ada yang spesifik apalagi berbeda taraf 'kagum' nya.
Bagi saya, suatu kepuasan dan kebahagiaan tersendiri ketika saya berusaha untuk terus memperbaiki diri, ternyata orang-rang yang saya kagumi masih terus melangkah untuk berproses. Bukan kah indah untuk terus mendoakan masing-masing dalam sepertiga malam mu?
Apalah arti cinta jika cintamu ternyata hanya nafsu
Apalah arti cinta jika cintamu hanyalah fiktif
Mari murnikan cinta!
Dibawah 5000 Lampion, teringat untuk segera menuntaskan tulisan ini,
Selesai Selasa, 24 Mei 2016 pukul 24:00, ketika seorang Arief menambah list kekagumannya.
nb: photo taken by Rizka Mulyani. It was taken during our trip to Borobudur Temple with KKN mates to see Wiasak Transition followed by 5000 Lampion :)
nb: photo taken by Rizka Mulyani. It was taken during our trip to Borobudur Temple with KKN mates to see Wiasak Transition followed by 5000 Lampion :)
0 comments